watch sexy videos at nza-vids!
ATAS


Melayu Bogel Photo
Cerita Lucah Melayu
Cerita Seks Indonesia
cerita ++

Cerita Seks Indonesia Terbaru Dan update Rileks And Enjoy :D



Pembaca Cerita Panas Dewasa yang lagi ngaceng. Perkenalkan nama gue Dodi. Gue punya pacar namanya Debi. Orangnya montok banget. Kulitnya putih mulus, buah dadanya ukuran 36B. Montok bukan? Gue udah sering entotin Debi baik di rumahnya, di kos gue, bahkan di hotel ataupun di kampus gue. Pokoknya setiap ada kesempatan, kontol gue selalu ada untuk memek Debi, kekasihku. Hubunganku dengan Debi memang sudah serius. Gue sangat mencintai Debi melebihi apapun. Namun akhir-akhir ini ada sedikit keganjilan. Setiap kali debi tak ajak ngentot, dia selalu ngelak dengan alasan yang dibuat-buat seperti lagi dapet, males, capek, atau nggak mut. Padahal, dulu Debi seneng banget ngemut kontol ku yang panjangnya 23cm. Oiya, Debi punya mama yang tidak kalah bahenol nan seksi. Namanya Dina. Gue biasa memanggilnya Tante Dina. Setiap kali ngapel di rumahnya aku selalu melirih toket montok Tante Dina yang seringkali sengaja diumbar dihadapanku. Setiap Tante dina merangsangku dengan suguhan-suguhan itu, gairah ku semakin memuncak. Dengan alasan ngerjain tugas yang harus pakai komputer, aku selalu bisa ke kamar Debi. Disitulah Nafsuku tersalurkan di memek Debi. Selain Tante Dina. Masih ada inceran cerita panas dewasa yang bisa aku suguhkan. Yaitu pembokat Tante dina. Orangnya setengah tua. Tapi kulitnya tidak kalah mulus dengan Debi, pacarku sendiri. Pembaca yang budiman, Cerita panas dewasa kali ini tentang Ngentot Pacar, Tante Dina, dan Pembokatnya. Awalnya karena Debi yang sulit sekali aku hubungi apabila aku lagi horni. Akhirnya aku dapatkan ganti dari tubuh TAnte Dina yang montok itu. begini ceritanya. “Eeeeeiiiii…. anak muda… gitu dong apelin tante sekali-sekali…” sambut tante Dina ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Dina nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja… “Dodi… naik aja, ngobrol di atas aja yuuk..” kudengar panggilan tante Dina dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre… beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF… tentu saja waktu nggak ada tante Dina. Benar saja tante Dina sudah menunggu di ruangan itu… busyyyeett.. tau nggak Jack… aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu… dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi… gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Dina nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake… agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Dina menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu. “Kamu kenapa siih… kaya orang kedinginan…” tegurnya melihatku yang salah tingkah. “Iya tante ACnya dingin banget…” jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali. “Tante punya minuman sampagne, mau kamu Dod…? lumayan buat anget-anget…” Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan… wooow… ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang sempurna dan memastikan perkDinaanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Dina berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku. “Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh…” kata tante Dina sebelum kita toast…. kuteguk setengah gelas sampagne,… busyet… doi segelas disikatnya sampagne itu tandas… kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya… nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Dina menuangkan lagi minuman enak itu… sampai beberapa kali. “Gimana Dod..? sudah hangat tubuhmu…?” tanya Tante Dina. “Iya tante apalagi deket tante… jadi hangat…” Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Dina malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku. “Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan…? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih… hi… hi… hi…” kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja. “aduuhhh… kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak… jadi bikin korsleting…” jawabku ngawur. Tante Dina ketawa ngakak… jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar… uuiihhh… buah dada tante Dinapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku… entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Dina menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan. “kamu nakal Dodi… harus diajar sopan…” desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku. “Iiiihhh… kamu malah nantangin ya…?” celoteh tante Dina disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng… dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya…. wow… alamak… berbarengan dengan adegan di film, tante Dina kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Dina berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu… “Mmmm… mantap sekali Dodn… tante suka yang macam begini…” sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya. “Iiiihh… keras banget Dod… gede lagi… tante jadi ngeri dehh… mmmm… ccllp… clpp” kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih. “Boon… tante juga mau digituin…” rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi. “Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh…” protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Dina mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya. Wuuiiihhh… tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Dina mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek… segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku… kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gaDinah seks yang meningkat. “Booonnn… geliii doong sayaang… iiihhh… kamu nakal banget….” tante Dina mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya… pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan. “Eiiihhh…! yaaa… Dodi… disituuu… nikmat banget Booonnn…” celoteh tante Dina, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu… Rupanya tante Dina bukan seorang yang penyabar… rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku… “Hiiiii…! kamu nakal Booonn… hhooo… inii nikmaatnya bukan maenn… sayaang..sssshhhh…” volume suara tante Dina makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan… Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra…akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Dina mengejang… “Uuuuuuunnnggghhh….! Boooonn… kamuu pinteeerrr dehhh…!! ooooowww…!!” sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Dina, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol… “Iiiihhh… tak kusangka… kamu pinter mainin tubuh perempuan… bocah ganteng…” bisik tante Dina sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme… “Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin…” jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya. “Eeeh… kamu percaya nggak sih… dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh…ini siiihh… bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr…” bibirku dijewer mesra… matanya menatap bibirku penuh hasrat bDinahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas… akhirnya dengan penuh luapan bDinahi, bibirku dilumatnya habis-habisan… kembali dengus nafas betina tante Dina menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku… wajahku habis dihujani ciuman penuh bDinahi… serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku… pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas… jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Dina yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa. “dooody… c’mon baby… kita mulai permainan yang sesungguhnya… tante siap menghajar si Dodtot yang Dodgsor ini…” bisik tante Dina sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Dina mengangkang di pangkuanku… batang kemaluanku dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa… bibir manis tante Dina bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan. “Si Dodtotmu bandel banget… susah disuruh masuk…” bisik tante Dina. “Punya tante kelewat rapet siih..” jawabku “Bisa aja kamu, si Dodtot ini yang kegedean…” sahut tante Dina sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit… ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Dina… ketika batang kemaluanku masuk setengahnya… kembali ditarik keluar… kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Dina, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Dina… pinggul montok tante Dina mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih… besutan perdana otot vagina tante Dina pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari… gerakan pinggul tante Dina makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack… kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras. “Hooo..! hhooo..! hhh…hhh… nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!” kembali volume suara tante Dina meninggi… dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Dina, kuayunlah pinggulku… sekali, dua kali, tiga kali…dan ke delapan kali ayunan pinggulku… “Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo… my God..! Booonnny..! tante…nggak…tahaaann..!” Suara tante Dina atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Dina menegang… bibirnya gemetar… giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku… Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh… “Aaaaaaaakkkkkkhhhh…..! ya ammppuuunn Boooooonnnyy…!” Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Dina sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat… ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami… Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku. “Terus..kan.. jangan hhh…berhenti…hh..hh Dod… ganti..an tante di..di bawahh… gilaa lemesss bangeth..hh..hhh” bisik tante Dina ketika aku menghentikan ayunan pinggulku… kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Dina di karpet… “Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu…” walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan… membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Dina… “Iiihh.. letoy amat siiihhh…” cela tante Dina ketika dDinasakan sodokan kontolku setengah-setengah… akupun meningkatkan speed dan power “Eh..Eh..hhhh… Tante… ya…kin kamu bisa lebih kuat… lagi Boon…” walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Dina masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga…kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Dina. “Aaaihh..! gilaa… hhhooo… sss… ayyyoo Booonn… lebih dalammm..!”Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dDinasakan tante Dina… yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu… entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan “Ooooohhh…! ooooww…! C’mooon baby… jangan letoooyyy… keras… keras…! yaa.. lebih keraaaasss…Oooouugghh..!”akhirnya aku tak peduli lagi… kujawab tantangan tante Dina, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar… kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Dina, walaupun kulihat air mata Tante Dina bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah…ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis… “Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! ” game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Dina, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Dina dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus. “Sss…oooohhh.. iiihhh kental banget Boon…sampe lengket ” desis tante Dina ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya.. “Boon..nny… tante lemes banget nih… nggak bisa bangun… tolong dong ambilin air es di bawah…” suara tante Dina kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga… tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku… tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh… kucari arah suara sayup-sayup itu… ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini… karena penasaran kucari pintu ke arah dapur… kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan… dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu… edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer… SumDinah… pembokat tante Dina, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri… tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias kontol mainan, dapet dari mana pula si Sum ini… Gila… ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum… eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih… aahh sial aku harus balik ke atas tante Dina pasti nunggu minumannya.. dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Dina tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan… ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak… iih.. kaya’ mati tidurnya… tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi kebawah… tau dong ente broer… kuintip lagi adegan di dapur… asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati… Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang… he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku… akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah.. “Eeehh… terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja… atau mau gue bantuin…” kataku sambil cengengesan… sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok… mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu “Mas Dodi, bikin kaget… sih.. nakal banget..” sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya. “Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?” selakku sambil kuikuti langkahnya… “Kalo mau bantu… ya nggak disini..” sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur… Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya… sengaja… kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah mata gelap… semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya… kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus… tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku… “Mas dooody… gangguin orang aja siih…” Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. SumDinah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol… karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin… nggak kalah deh sama Jihan FahDina. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun… paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu. “Lubangmu udah basah aja siih..” tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum. “Iiihh.. ya jelas dong… seandainya di dapur tadi mas Dodi nggak gangguin, saya udah dapet lho…” “Ntar gue gantiin 5 kali lipet… langsung gue masukin aja ya..?” “Saya takut sama nyonya lho mas..” “Do’i pules banget tidurnya… makanya cepetan gue masukin ya..?..” kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya. “Iiiihh ngeriii… gede bangeethh…” desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat… “Gue tanggung bakal mantap deeh…” kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras… “Sssshhhh…. mas Dodi… asal bikin Sum… puaaas kaya nyonya ….” rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya… Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum… wooow… si Sum mulai membalas seranganku… dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya… jari-jari tangannya meremasi otot punggungku. “Eeehhh… hhh… nngghh… maaasss… Sum udaah nggaakk tahann…” rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan… aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi…. Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku… sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut… gilDinan aku sekarang yang nggak sabar… dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya… seperti yang sudah kubayangkan… liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku… lagi-lagi aku diharuskan sabar… apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya… maka kugunakan cara yang dipake tante Dina tadi… “Oookh..! maaass…! sa..sakkiiit…” keluh si Sum memelas… dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk. “Tahan Suum… hhh…” keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat…akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras… amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum… kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang… sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan. “Ooohk.. pelan maass…sss ho’ooo iyaaahh..” pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa…dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil… tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki… semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku… sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku “Heh… hh.. heh… mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama… barenggiin yaa..? tahhan… maass… hajar lebih daleemm lagi…” Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah… kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku… kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya… mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras… kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras…akibatnya… tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme. “Oooowwwhhhh..mas…mas…massss doood..nnyy.. nnnggghhh…!” lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita… aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power…. dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub… “Ooooww…! hoooohhh… maaaassss… Suumm dapettt lagggggiii!” tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya… pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya. “Woooohhh…! ayooo… keluariiin… mmaass..hhhhiihh..!” seru si Sum dengan wajah penasaran… liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya caDinan vagina si Sum akibat dua kali orgasme. “Gimana Sum..? hhh… masih pingin dapet lima kali..” tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi. “Ngghh… bisa semaput mungkin… wih.. wih mas Dodi kaya badak… kuat banget…” jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi. “Maass… ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?” kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya. Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kDina-kDina 2 menit kemudian saatkupun tiba… kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum… dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi… akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku. “Iiih… mas Dodi ternyata jagoan ngentot lho… seumur-umur baru sama mas Dodi ini Sum bisa keluar berturut-turut… iiiihhh… ngeriii deeh..”kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin. “Kenapa kok ngeri…?” tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku. “Kalo ketagihan gimana…? enaak banget siih..” si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk. “Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih..”sahutku sambil mengenakan celanaku. “Iiiihhh… dasar lelaki… ngomongnya doang… kaya mas Dodi ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula… eh.. eh… babunyapun dihajar juga..!” kata si Sum sambil ketawa genit. “Sialan lu… siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh… Sum lu punya kontol-kontolan beli dimana lu…?” “Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay… ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi… nyonya takut Sum meteng… lalu Sum dilarang pacaran sama Supar…” “Hubungannya ama kontol mainan itu apa..?” “Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan… terus itu dikasih mainan itu sama nyonya… lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen…” Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Dina…Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre… kulihat tubuh tante Dina masih belum berubah posisinya… benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah… duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya… di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby… setelah kena gue bo’ongin…gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i… “Beb… nonton VCD aja yuuk… gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik…” Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu. “Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?” Sahut Beby sengit. “Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu… gue rasa lu juga suka…” “Iiih sok tau deeh… emang lu tau film kesukaan gue….? ayyooo deh sayyyaangg… gitu aja ngambek..” Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam… yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan… udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby… bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya… nggak tuntas friend… kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok… “Oooh my God… lu tau aja Dod film kesukaan gue…” bisik Beby yang duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar… “Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang…” sahutku spontan… padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue. “Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?” tanya gue lembut. “Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu..” jawab Beby dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gaDinah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue… gue tangkap isyarat itu… gue peluk tubuh Beby dengan lembut…” Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin…” Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat… bibir kami berpagutan dengan gaDinah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar… gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan, tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung gue… gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini… sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby… “Oooohhh… dooodyy…” desahnya lirih dengan mata setengah terpejam “Sayaangg…” sahut gue pendek “Lu bandel…” katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh… dan gue juga ngelakuin hal yang sama…. mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan… Gila bener gue ga’ sabar friend… gue sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri….gue mainin lidah gue disitu. “Ooooww.. my god… Dodnny lu emaaangg bandelll…” tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan… Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini berwarna hitam… ooo… friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet… gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan… dan gue juga yakin do’i pasti suka… sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue… dada bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan… tangan gue mulai merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue… gue temuin lubang anusnya… sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat… jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby… sampai gue temuin belahan bibir vaginanya… ternyata udah basah licin…jari gue bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini. “Booonnny.!! terusin…!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini…” suara Beby bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar… mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi… tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas… “Sssss…hhhoooo..! ” pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan bDinahi seorang wanita, lidah gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras… jari tengah gue menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin… Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya…. tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku “Booonnyy… gue pingin punya lu… iiihhh… keras banget… gede nggak Dodn…?” sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm. “Gilaaaa… baru kali ini gue temuin musuh seseram ini… gue suka Dodnn…. gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi” kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal… dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak… klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku… sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf bDinahi di seputar dinding liang sanggamanya… “sssh.. sss ampuun doood…! ooowww gue nggak tahan… hh hh.. gue pengen… orgasme dengan si Dodgsor ini…” seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya… sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat… matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran…bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet.. “Booonn… hhh…hhh… ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue… mmm…ooohh…” suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya… Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara pangkal pahanya… gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan… cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah… hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak… kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya… matanya tampak mengerinyit kesal. “Dodi lu nakal banget siiih…” protesnya “Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya… bikin gue tambah terangsang..” sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit… ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras… mmm…ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang sangat natural Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby… dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal. “Akkhh..!” serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue. “Pelan-pelan sayaang… gue makin nggak sabar… ayo lagi..” desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati… beberapa kali ujung topi baja kontol gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit… beberapa kali gagal membuat Beby tambah semangat… dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya… “Yaaa….! tekaaannnn… hoo’o…ssss.. aahhh..! dooody tahann…” dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba… dan gue berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya… “Dorooongg lagi… dengan lembut saayyyaangg….ooookkkhhh..!” kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti… setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby. “Siapa takuut..?” bisik Beby… setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal… matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan… tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di liang sanggama Beby… ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang cinta di pusat selangkangan beby… “Ayo jantan… berdansalah di atas tubuh gue..” bisik Beby sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga gue…dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk… Beby mendesah dengan mata setengah terpejam. “Nikmat Beby sayang..?” “Bukan main… otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu..”desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku…disambut rintihan manja Beby dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan. “Dodi…oohh… otot jantan lu menggelitik seluruh… syaraf liang cinta gue…” mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif… “Yaaahh..! Booonny… lu galak bangeeettt… gue sukaa sayaang… yaaa… terus.. dooodn..!”suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Beby mulai bekerja… selanjutnya gerakan tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun… sementara tubuh sintal di bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya… dari yang rasanya kontol gue kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya kontol gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya… pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener… wajahnya kadang beringas menatap gue penuh dendam… kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue… bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya. “Lu… oohh… hh.. hh.. e… emang pejantan sejati Dodn… hh..uuhh…” rengek Beby menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung… “Gue nikmatin keliaran lu sayaang…” gue perlambat ayunan pinggul gua… “Gue yakin… lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya yang lain Dodn…” desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan gue… Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan. “C’moon honey, hajar gue dari belakang…” mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang kontol… Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan. “Booonnn…! Haaaa…rrgghh..! hhhhoooo… gueee..! saaaammmpeeee laaggiii… Aaaaarrrrggghh..!” Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya… tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi….nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga… “Ooooohhh shiiit…! ammpppuuunn.. doood gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!” kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan… “Gue isep aja ya sayy… gue nyeraah deh… hhh.. hh” bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan… iiihh, pucet banget mukanya…apa boleh buat… malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby….itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya… langsung pules do’i ketiduran… ya uddeh.. gue cabut aja.

HOME




cerita seks lebih baru
seks terbaru versi melayu
liat foto bugil sekarang
melayu hot Rape in Toilet